Tuesday, February 16, 2021

MACAM - MACAMNYA SHOLAWAT

Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW, yang beraneka macam dan ragamnya itu dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu "SHOLAWAT MAKTSUUROH" dan "SHOLAWAT GHOIRU MAKTSUUROH".

SHOLAWAT MAKTSUUROH

Sholawat Maktsuuroh ialah sholawat yang redaksinya langsung diajarkan oleh Rosululloh SAW. Salah satu contoh ialah "Sholawat ibrohimiyah" yaitu seperti yang kita baca di dalam tahiyyat sholat. Kalimahnya yanq masyhur yaitu :

Jadi tidak memakai kalimah "Sayyidina". Memang semua sholawat maktsuuroh tidak ada yang memakai kalimah itu. Ini menunjukkan keluhuran budi Rosululloh SAW. yang tidak pernah menonjolkan diri, selalu bertawaddhu' berlemah lembut pada siapapun. Suatu sikap budi Luhur yang seharusnya ditiru oleh para umat.

Adapun kita sering membacanya dengan tambahan kata “SAYYIDINAA”, kata itu tambahan oleh para Shahabat Nabi SAW sebagai cetusan rasa takdhim dan mahabbah. Sudah sewajarnya kita para umat menyebut Kanjeng Nabi SAW. dengan "Sayyidinaa” atau kata lain yang maksudnya sama, misalnya "Kanjeng”, "Gusti", "Bendoro" dan sebagainya. Terhadap pahlawan bangsa kita, sering kita menggunakan sebutan "Pangeran Diponegoro", "Kanjeng Sultan" dan sebagainya.

Lebih-lebih terhadap Rosululloh SAW. bukankah Kanjeng Nabi Muhammad SAW. adalah "Sayyidul Anbiyaa Wal Mursaliin”, Pemimpinnya para Nabi dan para Utusan Alloh, bahkan "Sayyidul Kholqi Aj-ma'iin'", Sayyid atau Pemimpinnya seluruh makhluq !.

Jadi penggunaan kalimah 'sayyidinaa' terhadap Kanjeng Nabi SAW, baik didalam bacaan sholawat ataupun diluar bacaan sholawat, merupakan cetusan rasa ta'dhim memulyakan dan rasa mahabbah-cinta yang mulus.

Dan sesuai dengan hadits Rosululloh SAW.

"Aku adalah Sayyid (pimpinan)-nya anak cucu Adam dan tidak membanggakan diri   " (Hadits riwayat Imam Ahmad dan Tirmidzi dan lbnu Majah dari Abu Sa'id al-Khudri).

Ini mengajarkan kepada kita supaya lebih memurnikan tauhid kita kepada Alloh SWT. Pada kesempatan lain Rosululloh SAW. bersabda yang artinya :

Rosuululloh SAW bersabda : "Janganlah kamu memanggil orang munafiq dengan "sayyid". Kalau memang benar ia orang pimpinan. Maka berarti kamu telah mernurkakan Tuhan kamu" (Hadits riwayat Abu Dawud, dengan sanad yang Sohih).

Alloh SWT. melarang tidak boleh mengundang Kanjeng Nabi SAW, hanya dengan menyebut "Yaa Muhammad" atau "Yaa Abal Qoshim" dan panggilan lain yang tidak mengandung nilai ta'dhim. Firman Alloh SWT :

"Janganlah kamu jadikan panggilan Rosul diantara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)'' (Qs. An-Nuur : 63).

Di dalam ayat lain disebutkan larangan Alloh SWT

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suara kamu melebihi suara Nabi (SAW), dan janganlah kamu berkata kapada-Nya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, salah-salah menjadi hapus amal-amal kamu sekalian dan kamu sekalian tidak menyadari" (49 - Al Hujurot : 2).

Kedua ayat tersebut bertitik berat pada bidang adab terhadap Rosululloh SAW. memanggil nama Kanjeng Nabi SAW. dengan “menjangkar” istilah orang Jawa, artinya memanggil tanpa disertai rasa hormat, dan berbicara keras terhadap Kanjeng Nabi SAW adalah sangat tidak sopan dan merupakan suu-ul adab yang bisa mengakibatkan terhapusnya amal-amal kebaikan.

Kita para umat wajib menghormat dan memulyakan Kanjeng Nabi SAW. Syekh Abul Abbas at-Tijani berkata sebagaimana disebutkan di dalam kitab Sa'aadatud Daaroini halaman 11, bahwa "siyaadah" (sebutan Yaa Sayyidii) adalah termasuk ibadah. Sebab maksud pokok dari pada membaca sholawat adalah menghormat mengagungkan Kanjeng Nabi SAW. Jadi apabila meninggalkan "siyaadah" didalam membaca sholawat, berarti tidak menghormat tidak memulyakan Kanjeng Nabi SAW. ini perlu kita perhatikan !.

 

SHOLAWAT GHOIRU MAKTSUUROH

Sholawat Ghoiru Maktsuuroh adalah sholawat yang disusun oleh selain Kanjeng Nabi SAW. Yaitu oleh para Sahabat, para Tabi'in, para Sholihiin, para Auliya , para Ulama' dan oleh umumnya orang Islam. Maka tidak aneh bahwa umumnya Sholawat Ghoiru Maktsuuroh itu kalimahnya ada yang panjangpanjang, susunan bahasanya disertai kata-kata yang indah-indah, mengekspresikan penghormatan, pujian dan sanjungan yang romantik sebagai cetusan dari getaran jiwa mahabbah dan syauq atau rindu yang mendalam. Bahkan tidak sedikit yang disusun dengan menggunakan kesusastraan yang tinggi, menggunakan kalimat-kalimat yang baliigh dalam bentuk nadhom atau sya'ir, sajak dan puisi. Dan di samping sholawat banyak disertakan do'ado'a munajat kepada Alloh Subhanahu wa Ta ala dan kalimat-kalimat tasyaffu'an memohon syafa'at kepada Rosululloh SAW. Hal tersebut menambah ikrom, ta'dhim dan rasa mahabbah yang makin mendalam.

Ada banyak sekali macam Sholawat Ghoiru Maktsuuroh dengan nama yang bermacam-macam pula. Berpuluh; beratus bahkan beratus ribu. Alloohu A'Iamu !.

Ada yang diberi nama dengan nama Mu'allifnya dan ada yang diberi nama menurut fadhiilah dan faedah yang terkandung didalamnya. Contoh sholawat ghoiru maktsuuroh antara lain sholawat Munjiyaat, sholawat Naariyah, sholawat Badawiyah, sholawat Badar, sholawat Burdah, sholawat Masyisyiyah dan masih banyak Iagi. Sholawat Wahidiyah termasuk sholawat Ghoiru Maktsuuroh, dan nama "Wahidiyah" diambil dari salah satu Asma'ul Husna (Asma Alloh yang baik) yang terdapat didalamnya yaitu "ALLOHUMMA YAA WAAHIDU...".

Mari kita menyatakan syukur kepada Alloh SWT dengan membaca surat al-Fatihah satu kali dihaturkan sebagai hadiah, disamping kepada Rosululloh SAW juga kepada para Mu'allif beberapa Sholawat tersebut diatas.

AL FAATIHAH !...................      

Banyak sholawat ghoiru maktsuuroh yang mengandung ajaran yang penting-penting. Ada yang mengandung ajaran bidang akhlaq dan adab, ada yang mengandung ajaran tauhid, ajaran haqiqot dan ma'rifat, dan ada juga yang mengandung ajaran syari'ah. Sholawat Masyisyiyah yang ditaklif oleh Syekh Abdus Salam bin Masyisy berisi ajaran Tauhid. Sholawat Burdah taklifan Syekh Bushiri mengandung dorongan batin yang menggugah dan menumbuhkan rasa mahabbah dan rindu kepada Junjungan kita Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Dan Sholawat Wahidiyah yang mengandung ajaran yang meliputi bidang haqiqot dan bidang syari'at, mencakup bidang akhlaq dan adab, bidang tauhid, bidang iman, bidang Islam dan bidang ihsan, pokoknya bidang ubudiyah dan bidang kemasyarakatan. Sholawat Wahidiyah mengandung dan memberikan bimbingan praktis didalam merealisasi pelaksanaan "HABLUN MINALLOOHI WA HABLUN MINANNAS", yakni membimbing pelaksanaan dan realisasi kewajiban serta tanggung jawab terhadap Alloh wa Rosuulihi SAW, terhadap keluarga, terhadap bangsa dan negara, terhadap sesama umat manusia, terhadap agama, bahkan terhadap sesama makhluk pada umumnya.

Bimbingan praktis tersebut dituangkan dengan kalimah-kalimah yang baliigh tetapi mudah difahami dan mudah diterapkan dan dilaksanakan seperti dapat kita saksikan di dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah yang disampaikan kepada masyarakat luas dengan cuma-cuma. Titik fokus yang menjadi tujuan dari pada bimbingan praktis tersebut adalah bidang Wushul Ilalloh atau bidang Ma'rifat atau sadar kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Begitu baliigh susunan bahasanya, sehingga untuk mendalaminya perlu dibeberkan dengan bahasa yang praktis dan dengan penjelasanpenjelasan yang luas untuk lebih memudahkan di dalam pengamalan dan penerapannya.

Itulah antara lain tugas Buku Kuliah Wahidiyah ini dan bukubuku Wahidiyah lainnya seperti

1.    Risalah Penjelasan Mengenai Sholawat Wahidiyah dan Ajaran Wahidiyah ;

2.    Pedoman Pokok-Pokok Ajaran Wahidiyah ;

3.    Tuntunan Mujahadah dan acara-acara Wahidiyah ;

4.    Tuntunan Mujahadah Kanak-Kanak Wahidiyah ;

5.    Tuntunan Pembinaan Wanita Wahidiyah

6.    Mingguan Wahidiyah, dan

7.    Brosur-brosur Wahidiyah yang dikeluarkan oleh Yayasan Perjuangan Wahidiyah Pusat.

Baik sholawat maktsuuroh atau sholawat ghoiru maktsuuroh adalah cukup memenuhi untuk pelaksanaan dari pada firman Alloh SWT dalam surat al-Ahzab ayat 56 :

"Wahai orang-orang yang beriman bacalah sholawat kepada Nabi (SAW) dan sampaikan salam hormat dengan sebaik-baiknya”.

Seperti diuraikan dimuka, bahwa macamnya sholawat ada banyak sekali dan kita tidak mampu menghitungnya. Masingmasing sholawat dikaruniai faedah dan manfa'at sendiri-sendiri yang satu sama lain tidak sama. Hanya Alloh dan Rosul-NYA SAW yang mengetahui.

Ditinjau dari Mu'allifnya, sudah barang tentu sholawat maktsuuroh adalah yang paling utama sebab ditaklif oleh Rosululloh SAW sendiri. Akan tetapi juga tidak sedikit sholawat ghoiru maktsuuroh yang dikaruniai faedah dan manfa'at yang sangat berguna bagi para umat. Manfa'at lahiriyah dan manfa'at batiniyah, baik untuk kepentingan di dunia maupun kepentingan di akhirat. Banyak sholawat ghoiru maktsuuroh yang membuahkan rasa ta'dhim dan mahabbah serta kesadaran kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Jadi pada dasarnya semua sholawat adalah baik, dan dikaruniai manfa'at kebaikan yang tidak sedikit. Antara lain tergantung kepada si pembaca sholawat. Sangatlah tercela dan dikhawatirkan suu-ul adab apabila kita memperbandingkan satu sholawat dengan sholawat yang lain. Suu-ul adab kepada Mu'allif sholawat dan suu-ul adab kepada Rosululloh SAW !.

Al-Mukarrom Mbah K.H. Abdul Majid Ma'roef QS. wa RA Mu'allif Sholawat Wahidiyah di dalam salah satu fatwa amanatnya, menerangkan, bahwa ada beberapa factor yang berpengaruh terhadap fadliillah kebaikan sholawat. Yaitu, disamping fadlol dari Alloh SWT dan syafa'at Rosululloh SAW, fadhiilahnya adalah sesuatu sholawat itu ada hubungannya dengan beberapa hal berikut ini, yang antara lain :

1.  Kondisi Mu'allif sholawat,   terutama kondisi batiniyah (kedekatannya dengan Rosululloh SAW).

2.  Susunan redaksi sholawat.

3.  Situasi dan kondisi masyarakat ketika sholawat itu ditaklif.

4.  Tujuan sholawat ditaklif.

5.  Situasi dan kondisi si pembaca sholawat.

6.  Adab lahir dan batin ketika membaca sholawat.

 

Bagi kita yang paling penting adalah perhatikan adab-adab ketika membaca sholawat. Antara lain yaitu :

1.    Niat ikhlas beribadah kepada Alloh SWT tanpa pamrih.

2.    Ta'dhim dan mahabbah kepada Rosululloh SAW.

3.    Hatinya hudhur kepada Alloh SWT dan istihdhor = merasa

4.    seperti dihadapan Rosululloh SAW ;

5.    Tawaddhu' merendahkan diri, merasa butuh sekali kepada pertolongan Alloh SWT, butuh sekali syafa'at atau bantuan (moril) dari Rosululloh SAW.

Kemudian dari sekian banyak sholawat yang berbeda-beda fadhiilah dan manfa'atnya itu, sudah barang tentu kita, boleh memilih sholawat apa yang akan kita amalkan, sesuai dengan kebutuhan dan hajat kita tanpa mengurangi hormat dan perhatian kita terhadap sholawat yang lainnya.

Sesuai dengan situasi dan tuntutan zaman pada masa akhir ini, dimana berbagai macam pengaruh datang membuat kegoncangan di dalam hati kita, sehingga hidup kita menjadi tidak tenang dan tidak tentram, maka sudah seharusnya kita mengamalkan sholawat yang membuahkan atau yang membekaskan ketenangan batin dan ketentraman jiwa, pokoknya sholawat yang mendatangkan kesejahteraan rohani. Sebab dengan kesejahteraan rohani akan mudah dapat dibangun kesejahteraan jasmani yang kokoh dan stabil.

Kesejahteraan rohani tersebut tidak lain adalah berupa peningkatan iman dan taqwa, peningkatan ingat dan sadar kepada Alloh wa Rosuulihi SAW. Sholawat yang memberi faedah seperti itulah yang seharusnya kita amalkan disamping amalan-amalan atau do'a-do'a lain.

Alhamdulillah, Sholawat Wahidiyah dikaruniai faedah yang cocok dengan tuntutan kebutuhan seperti tersebut diatas. Pengamalan Sholawat Wahidiyah alhamdulillah membuahkan kejernihan hati, ketenangan batin dan ketentraman jiwa dan makin bertambah banyak ingat kepada Alloh wa Rosuulihi SAW, suatu kondisi batiniyah yang menjamin keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup lahir batin di dunia dan akhirat. Dengan kondisi batiniyah seperti itu maka akan lahir akhlaq-akhlaq dan perbuatanIpcrbuatan yang baik, di dalam menjalankan ibadah pengabdian diri kepada Alloh SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, dan di dalam hubungan dalam pergaulan hidup di masyarakat. Maka oleh karena itu pengamalan Sholawat Wahidiyah perlu kita usahakan, perlu kita perhatikan dengan tidak mengesampingkan lebih-lebih meremehkan atau mengurangi perhatian terhadap amalan-amalan selain Sholawat Wahidiyah.

Ditinjau dari segi redaksi atau susunan tata bahasanya, sholawat ghoiru maktsuuroh ada yang berbentuk permohonan kepada Alloh SWT. seperti umpamanya dengan kalimat "ALLOHUMMA       Dan ada juga secara langsung menyampaikan sholawat itu kepada Rosululloh SAW seperti : "AS SHOLATU WASSALAAMU 'ALAIKA WA'ALA AALIKA YAA SAYYIDI YAA ROSULLALLOH".

Di dalam Sholawat Wahidiyah kita jumpai ada bentuk sholawat dengan "Aflohumma sholli          " dan ada yang bentuk menyampaikan langsung kepada Rosululloh SAW., yaitu sholawat yang ketiga : "YAA SYAAFI'AL KHOLQIS – SHOLAATU WASSALAM  '' dan sholawat yang keempat : "YAA SYAAFI'AL KHOLQI HABIIBALLOOHI    

Sholawat yang ketiga dalam redaksi sholawat wahidiyah "Yaa Syaafi'al Kholqis Sholaatu Was Salaam dst', disebut "SHOLAWAT TSALJUL QULUUB" yang berarti "saljunya hati". Nama lengkapnya agak panjang yaitu (Sholawat Saljul Ghuyuh untuk mendinginkan hati yang panas)

Dan alhamduliliah memang nyata sholawat "Yaa Syaafi'ai Kholqis Sholaatu Was Salaam dst     tersebut memberi rangsangan di dalam hati menjadi dingin tidak mudah meluap panas tetapi juga tidak menjadi beku.

Baik sholawat yang menggunakan "Allohumma sholli" maupun yang langsung disampaikan kepada Rosululloh SAW, masing-masing ada khasiyatnya sendiri-sendiri. Beliau Mu'allif Sholawat Wahidiyah menerangkan bahwa sholawat yang tidak memakai lafal "ALLOH diantara fadhilahnya adalah memberi bekas rasa dingin, tenang dan tentram di dalam hati. Sedangkan sholawat yang memakai lafal "ALLOH merangsang rasa panas di dalam hati, artinya hati menjadi bersemangat dan bergairah, bergairah untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik diridhoi Alloh Wa Rosulihi SAW.

Kemudian mana yang perlu kita perbanyak pengamalannya, apakah sholawat yang memakai lafal "ALLOH atau yang tidak memakai lafal "ALLOH , itu tidak menentu, tergantung "Waaridun Ilahiyyun (= getaran hati dari Alloh) yang diberikan ke dalam hati seseorang. Suatu ketika mungkin sholawat yang menggunakan lafal "ALLOHUMMA" atau lafal "ALLOH seperti misalnya "SHOLLALLOOHU 'ALA MUHAMMAD" yang meninggalkan kesan yang baik di dalam hati. Akan tetapi mungkin pada suatu tempo justru sholawat yang redaksinya langsung kepada Rosululloh SAW dan tidak mengandung lafal "ALLOH yang memberikan kesan atau rangsangan yang baik di dalam hati.

Sholawat Wahidiyah terdiri dari rangkaian dua bentuk redaksi sholawat seperti diatas. Ada yang bentuk "ALLOOHUMMA    dan ada yang langsung disampaikan kepada Rosululloh SAW. Tanpa disertai lafal ALLOH. Maka logis apabila faedah yang diberikan Alloh SWT kepada Sholawat Wahidiyah benar-benar cocok dengan apa yang dibutuhkan oleh umat dan masyarakat dewasa ini. Yakni hati yang dingin, tenang dan tentram tetapi bersemangat dan bergairah.

Selain itu didalam Sholawat Wahidiyah, di samping redaksi sholawat sebagai intinya, disertakan pula do'a-do'a permohonan kepada Alloh SWT. Hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Yaitu misalnya pada sholawat kedua "ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH............”. Ditambah lagi dengan permohonan kebaikan bagi pribadi, keluarga, bangsa dan negara, bahkan bagi ummat masyarakat manusia seluruh dunia baik, yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia. Nenek moyang kita. leluhur kita dan saudara-saudara kita yang sudah beraoa di alam kubur tidak ketinggaian menjadi sasaran penting yang dimohonkan di dalam Sholawat Wahidiyah. Kesejahteraan dan barokah bagi bangsa dan negara, bahkan bagi seluruh makhluq ciptaan Alloh SWT termasuk objek yang harus dimohonkan di dalam mujahadah Sholawat Wahidiyah. Ditambah lagi dengan permohonan barokah bagi mujahadah yang sedang kita laksanakan, kemudian diakhiri dengan getaran jiwa yang kuat mengetuk hati jamii'al alamin (umat seluruh dunia) termasuk diri kita sendiri terutama, yaitu ajakan

“FAFIRRUU ILALLOH” = larilah kembali kepada Alloh (Wa Rosuulihi SAW). Arti "barokah" yang dimaksud adaiah bertambahnya kebaikan.

Yang penting lagi, di dalam Wahidiyah kita dibimbing oleh Beliau Mbah Kiyai Mu'allif Sholawat Wahidiyah QS wa RA, antara lain yaitu di dalam setiap kita berdo'a, kita harus husnulyaqin = berbaik keyakinan bahwa permohonan kita dikabulkan oleh Alloh SWT. yaitu menerapkan sabda Hadits :

Artinya :

"Apabila kamu sekalian berdo'a maka yakinlah (do'a-mu) diijabahi oleh Alloh SWT” (Hadits riwayat Tirmidzi dari Abu Huroiroh).

Akan tetapi kita tidak boleh terpancang hanya memandang terkabulnya do'a saja !. Didalam berdo'a kita harus menitikberatkan do'a kita itu sebagai pelaksanaan ibadah kepada Alloh. Kita memang diperintah untuk berdo'a. Titik.

Firman Alloh SWT :

Artinya kurang lebih :

"Dan Tuhanmu Berfirman : "Berdo’alah (Memohonlah) kamu sekalian kepada-Ku, niscaya akan AKU ijabahi bagimu" (40 – Al Mukmin : 60).

Jadi kita berdo'a untuk melaksanakan perintah-NYA yaitu "UD'UUNI". Berdo'a dengan niat ibadah kepada Alloh SWT dengan ikhlas tanpa pamrih "LILLAH", istilah di dalam Wahidiyah. Dan disamping LILLAH harus pula ada niat "LIRROSUL" mengikuti tuntunan Rosul SAW. dan dijiwai sadar kepada Alloh wa Rosuulihi SAW !. Lihat Ajaran Wahidiyah di belakang.