Thursday, February 18, 2021

AJARAN WAHIDIYAH

Yang dimaksud ajaran wahidiyah adalah bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah didalam melaksanakan tuntunan Rasulullah SAW . Meliputi bidang syariat dan bidang hakikat, mencakup peningkatan iman, pelaksanaan Islam dan perwujudan Ihsan serta pembentukan moral atau ahlak. Peningkatan iman menuju kesadaran atau makrifat kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

 

Perwujudan Ihsan sebagai manifestasi daripada iman dan Islam yang kamil ( sempurna )

 

Pembentukan moral atau ahlak untuk mewujudkan ahlakul karimah. Bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah didalam memanfaatkan potensi lahiriyah yang ditunjang oleh pendaya gunaan potensi batiniyah yang seimbang dan serasi .

Jadi bimbingan praktis tsb meliputi segala bentuk kegiatan hidup dalam hubungan manusia terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW ( habbluminallah ) dan hubungan manusia didalam kehidupan masyarakat sebagai insan sosial ( hablumminannas ). Hubungan manusia terhadap keluarga dan rumah tangga , terhadap bangsa , negara dan agama, terhadap sesama umat manusia segala bangsa, serta hubungan manusia terhadap segala mahluk lingkungan hidup pada umumnya

Secara ringkas ajaran wahidiyah tsb dirumuskan sbb :

LILLAH BILLAH

LIRROSUL BIRROSUL

LILGHOUDZ BIL GHOUDZ

YUKTI KULLADZI HAQQIN HAQQAH

TAKDIMUL AHAM FAL AHAM TSUMMAL  ANFA'FAL ANFA'

 

sebelum kita membahas satu persatu pengertian dan bagaimana penerapan ajaran wahidiyah tsb marilah kita renungkan dan fikirkan terlebih dahulu apakah fungsi manusia dihidupkan oleh Allah SWT didunia ini . Kita perhatikan firman Allah SWT

" Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat ,sesungguhnya AKU hendak menjadikan khalifah dimuka bumi " ( QS Albaqarah 30 )

Yang dimaksud khalifah adalah nabi Adam AS yang menurunkan seluruh umat manusia. Jadi setiap manusia sebagai anak keturunan nabi Adam AS dengan sendirinya menjadi ahli waris khalifah Allah SWT dibumi. Dan sebagai ahli waris , secara alami berarti setiap manusia mempunyai tugas kewajiban dan tanggung jawab menjalankan ke khalifahan .

"Khalifah Allah " atau " Wakil Tuhan " dibumi diberi tugas mengatur kehidupan dunia ini menjadi kehidupan yang baik dan benar yang diridhoi Allah SWT

Tuhan maha pencipta yang telah melimpahkan mandat " KHALIFAH " kepada nabi Adam AS tsb , untuk membimbing umat manusia melaksanakan mandat " KHALIFAH " itu maka Allah SWT telah memilih diantara hamba-hambaNya dijadikan nabi pemimpin umat dan diantara nabi-nabi ada yang diterapkan sebagai rasul utusan Allah dengan dibekali kitab suci sebagai tuntunan hidup manusia

Nabi dan utusan yang terakhir adalah junjungan kita nabi Muhammad SAW dengan kitab suci Alquran sebagai pedoman dan tuntunan hidup manusia sampai akhir zaman hari qiamat

Didalam menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT , manusia tidak bebas begitu saja tanpa arah , melainkan harus mengikuti haluan garis besar pokok yang harus dituju oleh manusia adalah seperti yang telah ditetapkan didalam Alquran surat nomer 51 Addariyat ayat 56 .

"  Dan tiada Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar supaya mereka beribadah kepadaKu "(Qs.Adz-dzariyat 56)

Jadi segala perbuatan dan tingkah laku  manusia dalam segala keadaan, situasi dan kondisi yang bagaimanapun hidup didalamnya ini harus diarahkanuntuk mengabdikan diri beribdah kepada Alloh SWT, harus dijadikan sebagai pelaksana dari pada "LIYA'BUDUNI" jadi ibadah itu tidak hanya terbatas menjalankan syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji yang menjadi rukun islam itu saja, juga tidak hanya terbatas pada menjalankan ibadah-ibadah sunnah seperti membaca AL-Qur'an, membaca dzikir, membaca shalawat dsb, akan tetapi disamping itu semua, segala gerak gerik manusia, segala tingkah laku dan perbuatannya sepanjang tidak melanggar larangan Alloh harus dijadikan sebagai pelaksanaan ibadah kepada Alloh, jika hidup manusia ini tidak selalu diarahkan untuk pengabdian diri ibadah kepada Alloh ini berarti manusia menyimpang dari haluan hidup yang telah digariskan Allah SWT, dalam ayat tersebut diatas suatu penyelewengan suatu penyalahgunaan mandat, suatu dosa besar yang harus ditobati.

Sahabat ibnu Abbas rodliyuhu'anhu seorang mufassir Al-qur'an yang terkenal pada jaman kanjeng nabi SAW, menafsirkan kata "liya-buduni" dalam ayat tersebut yakni " liya'-rifuuni" artinya, agar supaya mereka jin dan manusia ma'rifat mengenal atau sadar kepada-KU (allah) jadi segal hidup dan kehidupan manusia ( dan jin) menurut tafsir ini harus sepenuhnya diarahkan atau sebagai sarana untuk ma'rifat atau mengenal Allah SWT, tuhan yang maha pencipta.

Setelah darp pada syarat yang prinsip didalam menjalankan ibadah ialah harus disertai adanya niat didalam pelaksanaan perburbutan ibdah tadi, disertai niat ibaadah, jika tidaj disertai niat ibadah, apapun  macam perbuatan, perbuatan taat sekalipun, amal perbuatan tersebut tidak dicatat sebagai ibadah, dan jika tidak di catat  sebagai ibadah, berupa shalat sekalipun, adalah sebagai maksiat, merupakan dosa, sabda Rasulullah SAW menegasakan hal niat ini sebagai berikut:

 "Sesungguhnya segala amal perbuatan itu ditentukan (tergantung/dinilai) menurut niatnya; dan sesungguhnya bagi seseorang itu tergantung apa yang ia niatkan " ( HR Bukhori & Muslim )

Niat itu letaknya di dalam hati. Kelihatannya seperti perkara sepele akan tetapi menentukan sekali . Jika tidak mendapat perhatian, bisa menghancurkan bangunan ibadah seluruhnya.

Bertitik tolak dari firman Allah SWT dalam Surat Adzariyat ayat 56 dan hadis shoheh tsb diatas, beliau KH Abdoel Madjid Ma'roef muallif sholawat wahidiyah memberikan bimbingan praktis didalam pelaksanaan niat ibadah sebagai realisasi dari LIYA'BUDUNI tsb, yaitu dengan melatih dan membiasakan hati mengetrapkan LILLAH

LILLAH

Artinya segala amal perbuatan apa saja, baik lahir maupun batin yang wajib, yang sunnah , dan yang mubah, lebih-lebih yang berhubungan langsung kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW seperti shalat, puasa , haji, membaca Qur'an, membaca shalawat dsb, didalam kehidupan sehari-hari seperti makan, minum, tidur, istirahat, mandi, bekerja dsb maupun yang berhubungan di dalam masyarakat  , selama bukan perbuatan yang tidak diridhoi Allah SWT, selama  bukan perbuatan yang melanggar syariat dan undang-undang,  melaksanakannya supaya disertai dengan ihlas LILLAHI TA'ALA tanpa pamrih suatu apapun, baik pamrih duniawi maupun pamrih ukhrowi.

Dengan menyertakan niat ibadah LILLAH terutama dalam hati didalam segala perbuatan yang tidak terlarang seperti tsb diatas, maka perbuatan apa saja yang kita lakukan dapat mempunyai nilai ibadah, dicatat dan dinilai sebagai ibadah. Dengan demikian maka telah sesuai dengan kehendak Allah SWT yang di gariskan dalam ayat 56 surat Adzariyat tsb.

Adapun segala perbuatan yang melanggar syariat dan undang-undang, perbuatan yang tidak diridhoi Allah SWT, perbuatan yang merugikan baik diri sendiri lebih – lebih yang merugikan orang lain , sama sekali TIDAK BOLEH disertai dengan niat ibadah LILLAH. Artinya perbuatan-perbuatan tsb harus sekuat mungkin dijauhi dan ditinggalkan betapapun kecil dan remehnya. Dan didalam menjauhi atau meninggalkan itulah yang harus disertai dengan niat ibadah LILLAH, jangan sampai didalam kita menjauhi dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat tsb didorong oleh kemaun nafsu, harus tetap LILLAH , ibadah kepada Allah SWT, menjalankan perintah Allah SWT! Titik, tidak ingin begini begitu. Demikian seterusnya didalam kita menjalankan amar makruf nahi mungkar, harus disertai dengan niat ibadah kepada Allah SWT dengan ihlas LILLAH. Jangan karena terdorong oleh nafsu supaya begini dan begitu, yang hanya akan merusak dan menghancurkan nilai bangunan amal yang kita kerjakan.

Masalah pamrih atau keinginan kepada hal yang menggembirakan, yang menyenangkan,ingin kepada kebaikan-kebaikan seperti ingin pahala, surga dsb, atau takut dari perkara yang menakutkan seperti kesusahan, penderitaan, siksa, neraka dsb itu diperbolehkan, bahkan sewajarnya harus begitu, sebab manusia tidak lepas dari sifat basariah yang mempunyai keinginan-keingingan dan harapan-harapan serta kemauan-kemauran yang semua bersumber dari nafsu, dan nafsu itupun anugerah Tuhan yang diberikan kepada manusia sehingga menjadi mahluk yang lebih lengkap dan paling sempurna diantara mahlukNya lainnya. Maka nafsu itulah yang harus diarahkan ke arah yang telah digariskan Tuhan, yaitu LIYA'BUDUNI tsb diatas.  Diarahkan untuk ibadah kepada Allah SWT , jika tidak diarahkan pasti akan terjadi ketimbunan hawa nafsu yang serakah dan mengakibatkan penyelewengan dan penyalahgunaan, akhirnya menghancurkan manusia itu sendiri bahkan bisa menghancurkan umat dan masyarakat.

Maka didalam berkeinginan atau pamrih seperti diatas harus disertai niat ibadah kepada Allah dengan ihlas LILLAH , jadi jelasnya kita sembayang , berpuasa, berzakat, berhaji , membaca Alquran, berdzikir, bersholawat dsb supaya disertai niat ibadah yang sungguh-sungguh ihlas LILLAH. Jangan sampai kita melakukan semua tadi karena ingin surga, ingin pahala , takut neraka , ingin terhormat, ingin terpuji, ingin kaya, dsb . Begitu juga didalam kita bekerja, belajar, berjuang untuk bangsa,agama dan negara dan didalam kita mengurus dan mengatur rumah tangga, kita kesawah, ke pasar , ke toko, dan ketika makan , minum, tidur , istirahat, mandi dsb, supaya dengan ibadah kepada Allah dengan ihlas semata-maata LILLAH tanpa pamrih , begitu juga kita berkeinginan berkemauan, berangan-angan, berpikir dsb harus disertai niat ibadah kepada Allah LILLAH, jadi benar-benar melaksanakan pernyataan yang kita baca pada setiap sholat yaitu,

"Sesungguhnya sholatku ,ibadahku, hidup dan matiku adalah untuk Allah Rabbul Alamin "

Dan mengetrapkan didalam hati apa yang sering kita baca didalam surat Al Fatihah
"Hanya kepadaMu Ya Allah aku mengabdikan diri "

Dengan demikian boleh dikatakan hati kita senantiasa bertahlil

"Tiada Tuhan selain Allah "

   

Ilmiah dan pengertian mudah dipelajari, mudah dihafal, akan tetapi disamping ilmiah ,disamping pengertian, perlu diusahakan penerapan dan pelaksanaan ilmiah yang sudah kita miliki. Orang mempunyai ilmu akan tetapi ilmunya tidak diterapkan ,tidak diamalkan, dia sangat terkecam sekali, dan akan mengalami bahaya yang sangat berat.

Didalam kitab Azubad dikatakan

" Orang berilmu yang tidak mengamalkan ilmunya besok akan disiksa lebih dahulu daripada penyiksaan para penyembah berhala"

Itu suatu kecaman yang berat, jadi jelasnya amal perbuatan apa saja berupa sholat sekalipun jika tidak disertai niat ibadah LILLAH otomatis disalah gunakan oleh hawa nafsu atau LINAFSI, menuruti keinginan nafsu dan nafsu adalah menjadi sarang iblis dan setan dineraka kelak tempatnya

Didalam wahidiyah , alhamdulillah, dengan memperbanyak mujahadah wahidiyah,disamping terus menerus melatih hati dengan niat LILLAH seperti diatas. Alhamdulillah kita dikaruniai banyak kemajuan dan peningkatan dalam hal beribadah kepada Allah SWT dengan niat ihlas LILLAH tsb.

Sekali lagi amal perbuatan apa saja, atau ibadah apa saja sekalipun berupa sholat, zakat, puasa, haji, membaca alquran, membaca zikir, membaca tahlil, membaca sholawat, menolong orang lain, memberikan sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya, jika tidak disertai niat ibadah LILLAH ihlas tanpa pamrih , karena Allah , tidak dicatat sebagai ibadah kepada Allah SWT dan jika tidak dicatat sebagai ibadah kepada Allah berarti ibadah kepada selain Allah , menyembah selain Allah , kepada siapa? Kepada nafsunya sendiri, menyembah dirinya sendiri , dengan memperalat sholat, zakat dst tadi. Sholatnya , zakatnya , hajinya, membaca quran dan membaca sholawat dsb dikerjakan hanya sebagai kedok untuk menuruti keinginan nafsunya, ingin begini ,ingin begitu, pamrih begini,pamrih begitu dsb

Suatu pendurhakaan terhadap Allah SWT yang sangat keterlaluan, harus cepat-cepat bertobat dan mengadakan perbaikan atau membiarkan dirinya dibakar oleh api neraka akibat amal-amal yang tidak ihlas LILLAH itu .

Sekali lagi mari kita perhatikan dan kita terapkan firman Allah
"Dan tidaklah mereka diperintah melainkan supaya menyembah (beribadah/mengabdikan diri ) kepada Allah dengan ihlas karena Allah " Lillah dalam menjalankan agama dengan lurus dan supaya mereka menjalankan sholat dan menunaikan zakat dan demikian itulah agama yang tegak " ( QS Albayyinah 98)

Di dalam Alquran dan terjemahannya DEPAG RI diterangkan bahwa yang dimaksud menjalankan agama dengan lurus artinya terbebas dari syirik dan dari kesesatan untuk menyelamatkan dari bahaya syirik dan kesesatan, ajaran wahidiyah memberikan bimbingan yaitu penerapan BILLAH

 

BILLAH

Billah artinya didalam segala perbuatan dan gerak gerik lahir maupun batin dimanapun dan kapanpun supaya hati senantiasa merasa bahwa yang menciptakan dan menitahkan itu semua adalah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pencipta. Jangan sekali-kali mengaku atau merasa mempunyai kekuatan dan kemampuan sendiri, jadi mudahnya menerapkan didalam hati makna dari " TIADA DAYA DAN KEKUATAN MELAINKAN ATAS TITAH ALLAH "( BILLAH)

Menerapkan firman Allah
" Dan Allahlah yang menciptakan kamu sekalian dan apa-apa yang kamu sekalian perbuat " ( QS Asshofat 96)

" Dan kamu sekalian tidak dapat menghendaki ( tidak dapat berkehendak ) melainkan apabila dikehendaki Allah , Tuhan semesta alam" ( QS Atakwir 29)

Jadi jelasnya didalam kita melihat, mendengar,merasa, menemukan, bergerak,berdiam, berangan-angan, berpikir dsb supaya hati selalu sadar dan merasa bahwa yang menggerakkan yang menitahkan itu semua adalah Allah SWT . Merasa BILLAH , semuanya BILLAH, tidak ada sesuatu yang tidak BILLAH, ini harus kita rasa didalam hati, tidak hanya cukup pengertian dan keyakinan dalam otak. Bukan sekedar pengertian ilmiah saja, kita membaca buku ini , kita memahami buku ini BILLAH, buku yang anda baca ini pun BILLAH , kitapun BILLAH, mari kita terus begitu, merasa BILLAH.

Sumber dari segala kehancuran kebobrokan moral penyelewengan dan penyalahgunaan pertengkaran permusuhan kekacauan dsb adalh berada dalam nafsu. Yg memiliki ciri khas yaitu pamrih maka sifat pamrihnya nafsunya ini harus diarahkan dengansistem penerapan niat LILLAH dan sadar BILLAH spt diatas. Jika sifat pamrih itu dibiarkan tidak diarahkan dg niat BILLAH maka akan menjadi –jadi dan bercokol dengan lekat didalam hati makin lama makin tebal, makin lama makin besar dan makin kokoh dan kemudian muncul satu kerajaan didalm hati yaitu kerajaan ananiyah atau rasa keaku-akuan atau egosentris. Aku yang usaha, aku yg berkuasa, aku yg mengerjakan, aku yg menentukan, kalau tidak karna aku dan seterusnya.

Orang yg hatinya sdh dijajah imperalis nafsu spt itu segala lngkah dan amal perbuatannya disetir oleh nafsu dan diarahkan apa yg menjadi kepuasan anfsunya. Segala amalnya, tindakaaanya, perbuatannya, semata –mata hanya untuk menuruti kemauan nafsunya tanpa memmandang benar apa salah tidak memandang hak atau batil diterjangnya, tidak peduli orang lain menderita yg penting puas itulah sifat nafsu. Serakah ,dengki, dan membabi buta. Dan hanya enak dan kepenak.